• 23 Juni 2020
  • Admin

Liputan6.com, Jakarta - Dengan sejumlah pembatasan di masa pandemi demi memutus rantai penyebaran COVID-19, berbagai kegiatan, termasuk belanja, jadi beralih ke digital. Karenanya, e-commerce menjelma jadi salah satu platform andalan tak sedikit orang.

Melihat lebih banyak mata yang melirik, upaya membuat pengalaman belanja online lebih aman nan nyaman harusnya jadi perhatian tersendiri bagi pihak penyelenggara.

AVP of Customer Satisfication Management (CSM) Bukalapak, Tine Ervina, menjelaskan bahwa dalam mengelaborasi poin tersebut, pihaknya telah melakukan beberapa langkah strategis.

"Menjaga keamanan data pelanggan ini kami bagi jadi saat menerima, menyimpan dengan perlindungan berlapis, dan mengolah data lewat membentuk tim khusus untuk memonitor dari waktu ke waktu," katanya dalam Inspirato Sharing Session secara daring, Rabu (17/6/2020).

Tine menambahkan, terus mengembangkan sistem keamanan dan menjaga data pribadi pengguna bakal selalu jadi prioritas Bukalapak. "Di sisi lain, kami juga terus memberi edukasi pada pelanggan," imbuh Tine.

Informasi yang disampaikan ini berupa jangan pakai password sama untuk beberapa laman. Tanpa disadari, kata Tine, ini merupakan salah satu kelemahan.

"Kemudian, (password) dibuat sesusah mungkin. Ada huruf kapital, angka, kombinasi karakter. Lalu, karena takut lupa saking banyak, bisa juga pakai bantuan password manager," tuturnya.

Juga, jangan sampai pengguna klik tautan sembarangan padahal secara sistem, mulai dari status transaksi, sampai pengiriman, semua sudah dilaporkan lewat laman e-commerce

"Kami juga mendorong pengguna untuk pro aktif melaporkan saat menemukan keganjilan. Ada customer care yang siap melayani 24 jam tujuh hari dalam seminggu," katanya.